Tradisi ini merupakan salah satu tradisi yang cukup terkenal dan hanya dilakukan oleh para pemuda Nias. Untuk menunjukkan bahwa dirinya telah dewasa dan matang secara fisik, mereka akan melompati batu yang disusun secara rapi dengan tinggi 2 meter, panjang 60 cm, dan lebar mencapai 90 cm. Tradisi ini dikenal sebagai ritual pendewasaan diri seorang remaja, dan tentu saja membutuhkan latihan dan usaha keras dari sejak dini.
Bermula dari peperangan antar suku yang sering terjadi di Nias, masyarakat mulai membangun benteng yang terbuat dari bambu atau batu setinggi 2 meter demi melindungi masing-masing desa dari peperangan tersebut. Akhirnya, para penyerang membutuhkan kekuatan khusus agar mampu melompati benteng tersebut. Mereka kemudian membuat tumpukan batu dan melatih fisik mereka, terutama ketangkasan dalam melompat. Sejak saat itu, lompat batu menjadi tradisi bagi pemuda di Nias. Tetapi, tradisi ini tidak terdapat di semua wilayah Nias dan hanya terdapat pada kampung-kampung tertentu seperti di wilayah Teluk Dalam.
Selain itu, fahombon atau lompat batu, juga mengajarkan pada pemuda tentang ketangkasan, kegesitan, keberanian, taktis, dan kemampuan berpikir cerdas. Bagi mereka yang berhasil melewati atau melompati batu tersebut, mereka akan diberikan hadiah berupa penyelenggaraan pesta yang cukup meriah dengan menyembelih hewan ternak.
Nah, itulah tradisi fahombo yang sangat digemari oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing ketika berkunjung ke Sumatera Utara. Sebagai salah satu budaya Nusantara, semoga tradisi ini terus terjaga eksistensinya.
https://arsipbudayanusantara.blogspot.com/2013/08/tradisi-lompat-batu-nias.html
https://www.pegipegi.com/travel/jadi-pria-dewasa-dengan-lolos-lompat-batu-nias/
Good Job.
BalasHapusThank u, mohon kriksarnya ya
BalasHapusBagus
BalasHapus